Kerinci, semestajambi.co.id – Kisah hilangnya bocah 9 tahun DA, tidak hanya berakhir dengan ditemukannya sang anak oleh aparat kepolisian, tetapi juga membawa dampak emosional yang besar bagi keluarga. Aksi cepat dua siswi SMA Negeri 6 Kerinci, Siti Hadijahni Fitri dan Naimah, yang melaporkan keberadaan Dinan kepada Polsek Danau Kerinci, kini dibalas dengan penghormatan luar biasa.
Keluarga Dinan sepakat untuk mengangkat kedua remaja tersebut sebagai anak secara adat sebagai tanda terima kasih.
orang tua DA mendatangi rumah Fitri dan Naimah di Desa Tanjung Tanah, Kecamatan Danau Kerinci. Tanpa banyak kata, ibu Dinan langsung memeluk kedua remaja itu, menumpahkan rasa syukur karena anak mereka berhasil ditemukan dalam keadaan aman setelah berjalan jauh seorang diri.
“Kami tidak bisa membayangkan apa jadinya kalau tidak ada bantuan kalian. Kebaikan seperti ini akan selalu kami ingat,” kata ibu DA dengan mata berkaca-kaca.
Ayah DA menambahkan bahwa keberanian kedua siswi tersebut tidak hanya menyelamatkan anaknya, tetapi juga menyelamatkan keluarga dari kondisi yang lebih buruk. “Menolong nyawa anak orang sama nilainya dengan menjaga darah daging sendiri. Kami ingin memuliakan mereka melalui adat yang kami hormati,” ujarnya.
Keluarga besar DA akhirnya sepakat melaksanakan prosesi pengangkatan anak secara adat, atau dikenal dengan istilah mengangkat suku, sebuah tradisi Kerinci untuk mengabadikan hubungan kekeluargaan dengan seseorang yang berjasa besar. Langkah ini diambil setelah musyawarah bersama ninik mamak dan keluarga inti.
Prosesi adat tersebut direncanakan berlangsung dalam waktu dekat dengan melibatkan tokoh adat, perangkat desa, dan pihak sekolah. Tradisi ini bukan hanya simbol penghargaan, tetapi juga bentuk ikatan kekeluargaan yang akan terjaga seumur hidup.
Peristiwa ini menjadi bukti bahwa kepedulian remaja tersebut dapat membawa perubahan besar.rasa saling menjaga, dan tindakan berani generasi muda dapat berpadu menghadirkan harmoni di tengah masyarakat.